Saya mengawali menulis melalui Twitter--ruang sempit dan wajib selektif.
Terus saya lanjutkan merancang grafisnya dan submit ke Instagram.
Berhubung Instagram sudah link dengan Facebook, saya semakin efektif waktu.
Tidak hanya dalam bentuk postingan saja, sekaligus story IG dan FB dalam 1 klik.
Berhubung Instagram sudah link dengan Facebook, saya semakin efektif waktu.
Tidak hanya dalam bentuk postingan saja, sekaligus story IG dan FB dalam 1 klik.
Ini contoh prosesnya:
Pic 1: Tweet di Puisi Kaki Lima |
Twitter adalah celengan karya receh saya.
Saya kirim cuitan dengan mention salah satu akun puisi. Bisa berkali-kali dalam sehari.
Saya kirim cuitan dengan mention salah satu akun puisi. Bisa berkali-kali dalam sehari.
Pic 2: Tweet di akun Twitter lain |
Jika pemilik akun lagi baik hati, bakal di-tweet ulang lewat akun mereka yang punya banyak follower.
Saya memilih foto yang akan saya jadikan media untuk menulis puisi di pic 1, menata grafisnya, dan posting di Instagram + Facebook Page.
Pic 3: Foto yang dipilih |
Pic 4: Hasil Akhir |
Kadang sebaliknya, gegara ngeliat foto, baru berkarya.
Kek kasus ini ...
Saya terpana ngeliat Anya 😌
Menuliskannya
Membayangkannya
Ah, andai saja!
😍
Kek kasus ini ...
Saya terpana ngeliat Anya 😌
Menuliskannya
Membayangkannya
Ah, andai saja!
😍